Selasa, 23 Juni 2015

Puisi Gunadarma

Gunadarma

Ku tetapkan langkahku
Ku gantungkan harapanku
Ku bulatkan tekadku
Untuk menuntut ilmu di Gunadarma

Ilmu, pengetahuan, moralitas
Telah ku dapatkan
Dan ku jadikan bekal hidupku

Salam hormat ku ucapkan kepada para pembimbingku
Sehingga aku dapat berdiri tegak
Sejajar dengan teman-temanku yang ada di sana
Bersama meraih kesuksesan di kampus kita
Gunadarma

Rabu, 17 Juni 2015

Manusia, Kehidupan dan Kematian

Unsur-Unsur yang Membangun Manusia
      Terdapat dua pandangan yang akan dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, diantaranya  
1.  Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu
    a. Jasad: tubuh manusia yang dapat dilihat dan diraba.
    b. Hayat: hidup
    c. Ruh: materi halus yang merupakan tonggak kehidupan manusia
    d. Nafs: entitas immaterial yang merupakan sumber dari sifat-sifat negatif manusia seperti marah, dengki dll
 2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
  • Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
  • Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
  • Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.

Hakikat Manusia
     Menurut bahasa, hakikat artinya kebenaran atau atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau segala sesuatu. Dapat dikatakan hakikat adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Jadi, hakikat dari manusia merupakan Inti atau dasar berkehidupan sebagai Manusia. Berikut ini adalah hakikat manusia, yaitu
  1. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
  2. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Terdiri dari dua hal,yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya:                                                                                               a. Perasaan intelektual                                                                                                                        b. Perasaan estetis                                                                                                                              c. Perasaan etis                                                                                                                                d. Perasaan diri                                                                                                                                  e. Perasaan sosial                                                                                                                               f. Perasaan religius.
  3. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
  4. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Membedakan Manusia dengan Makhluk Lain
Beberapa hal yang membedakan manusia dengan makhluk lain yaitu manusia diberi akal dan perasaan untuk menjalani kehidupan. Dengan akal manusia dapat  menciptakan peradaban, ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan perasaan manusia mampu menciptakan kesenian, dan dengan kehendak dari setiap diri manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral

Hubungan Manusia  dengan
  • Hidup 
        Selama hidup manusia berhubungan dengan Allah SWT dan makhluk hidup antara lain dengan  manusia lainnya, lingkungan dan hewan. Sebagai makhluk hidup yang beriman manusia harus menjaga hubungan yang baik dengan Sang Pencipta, Allah SWT (Hablumminallah). Dalam menjaga hubungan yang baik  dengan Allah SWT , hal yang dapat kita lakukan adalah menjauhi larangan-Nya dan mematuhi perintah-Nya seperti sholat 5 waktu, membaca Al-Qur'an, berdzikir dan lain-lain. Selain menjaga hubungan baik dengan Allah SWT, manusia juga harus menjaga hubungan yang baik antar sesama manusia (Hablumminannas). Hubungan tersebut dapat berupa berbakti kepada orang tua, silahturahmi, menghormati orang yang lebih tua dan lain-lain. Interaksi manusia dan lingkungannya berlangsung melalui dua cara. Pertama, manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua, manusia memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan. Manusia mampu mengubah lingkungan dalam arti positif dan negatif. Dalam arti positif manusia mengubah  lingkungan menjadi lebih baik dari sebelumnya seperti melestarikan lingkungan, sedangkan dalam arti negatif manusia dapat mengubah lingkungan menjadi buruk atau rusak demi kepentingan mereka sendiri, seperti hutan yang gundul karena penebangan liar, banjir, dan lain-lain. Interaksi manusia dengan hewan seperti merawat hewan dan menjaganya agar tidak punah.
  • Mati
       Kematian adalah hal yang tidak dapat dihindari oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Setelah manusia mati ruhnya akan berada di alam barzah. Hubungan manusia dengan duniawi terputus, namun hubungannya dengan Allah SWT tidak terputus karena manusia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
        Kebanyakan orang menganggap bahwa hubungan orang mati dengan yang hidup akan terputus dan keduanya telah berada dialam berbeda, sehingga tidak bisa berhubungan. Dalam Islam memang benar antar keduanya berada dalam alam yang berbeda, namun hubungan dalam beberapa hal dapat terjalin antara orang mati dengan yang hidup. Pada sisi orang yang masih hidup, hubungan kepada yang mati adalah wujud kasih sayang mereka, terutama ahli keluarga sanak family mereka. Di sisi lain, orang yang sudah mati masih mengharapkan yang hidup dapat mendoakannya, terutama dari anaknya yang shaleh. Dalam beberapa kitab dan sumber  yang ada, ada beberapa hal yang dapat menjadi media atau  penghubung antara yang hidup dengan yang mati, antara lain salam, doa, amal shaleh, mimpi dan ilmu.

Ayat yang ada kaitannya dengan hidup dan mati

Surah Al-A'raf ayat 25
قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ
Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.

Selasa, 02 Juni 2015

Hakikat Manusia

Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya
        Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
       Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding makhluk lain. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan. Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya. Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara  manusia dan binatang .
      Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian.


Kaitan Manusia dan Kebudayan
       Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
  • Penganut kebudayaan,
  • Pembawa kebudayaan,
  • Manipulator kebudayaan, dan
  • Pencipta kebudayaan.                               
         Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
        Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
  1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia 
  2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia. 
  3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
         Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia. Budaya tercipta/terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini.  Di samping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan  manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya Manusia


Perubahan Kebudayaan
Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan. Definisi perubahan (dinamika) kebudayan menurut para ahli, antara lain sebagai berikut.
  • Samuel Koenig
    Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
  • Selo Soemardjan
    Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
  • John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
    Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.   
Faktor - Faktor Penyebab Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor Intern
     Merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan   kebudayaan, yang diantaranya:  
  • Perubahan Penduduk seperti Kematian, Kelahiran, Migrasi
  • Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
  • Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik. 
  • Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara. 
2. Faktor Extern
    Merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya: 
  • Peperangan.  Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada negara yang kalah karena negara yang menang akan memaksa negara yang kalah untuk takluk dan tunduk meneerima apa yang diinginkan oleh negara pemenang.
  • Perubahan alam. Hal ini terjadi karena faktor manusia dan faktor alam. Faktor manusia yang menyebabkan kerusakan alam terjadi karena ulah manusia yang tidak menjaga alam seperti penebangan liar, membuang sampah sembarangan dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya. Sedangkan faktor alam adalah bencana alam, menyebabkan tempat tinggal masyarakat terganggu seperti gempa bumi, tsunami dan lain-lain. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya. 
  • Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi). 
Dampak Positif Perubahan Kebudayaan
  1. Masyarakat yang pendidikannya maju makin kritis pola berpikirnya.
  2. Masyarakat yang berpikir rasional akan menjauhi hal-hal yang bersifat irasional.
  3. Bentuk-bentuk peralatan-peralatan hidup manusia yang semakin membantu memudahkan kehidupan manusia.
  4. Meningkatnya taraf hidup masyarakat.
  5. Lebih banyak barang dan jasa yang tersedia.
  6. Memungkinkan seseorang untuk memikirkan hal yang bersifat perikemanusiaan.
  7. Perubahan budaya pertanian subsisten menjadi sistem intensifikasi pertanian yang menghasilkan swasembada pangan.
  8. Dalam bidang industri terjadi proses perkembangan yang pesat baik yang menyangkut mutu maupun jumlah.
  9. Di bidang teknologi terjadi proses perkembangan berupa terjadinya alih teknologi.
  10. Masyarakat merasa terdorong berusaha meningkatkan kemampuannya sehingga dapat berperan serta dalam pembangunan.
Dampak Negatif Perubahan Kebudayaan
  1. Bentuk kesenian tradisional semakin terdesak oleh kesenian modern.
  2. Bentuk peralatan tradisional semakin terdesak oleh peralatan modern.
  3. Kerja fisik manusia semakin berkurang karena diganti dengan mesin.
  4. Lahirnya sikap individualistis, materialisme, dan sikap hidup mewah dalam kehidupan sosial, terutama bagi masyarakat yang sukses dalam bidang ekonomi.
  5. Semakin pudarnya prinsip-prinsip kekeluargaan dalam kehidupan bermasyarakat.
  6. Hilangnya nilai-nilai hidup rohaniah.
  7. Timbulnya keresahan sosial karena adanya pencemaran lingkungan hidup.
  8. Hasil pembangunan yang belum dapat dinikmati secara menyeluruh dan merata oleh rakyat berakibat terjadi kesenjangan sosial antara orang yang berhasil dan orang yang tidak atau belum berhasil.