Rabu, 29 April 2015

Manusia dan Penderitaan

Penderitaan 
      Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdiran bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Penderitaan yang dialami oleh tiap manusia juga tidak sama, bisa saja penderitaan fisik atau batin dan menurut skala atau intensitasnya bisa berat atau ringan. Akibat dari penderitaan bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan bisa mendatangkan hikmah, contohnya ketika seseorang mengalami penderitaan yang bekepanjangan maka mereka akan bangkit dan membuka gerbang perubahan seperti quote dari Karakter Aang di film the legend of Korra "When we hit our lowest point we are opened to greatest change". Penderitaan merupakan langkah awal sesorang untuk bangkit dari keterpurukan agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.  
       Penderitaan berasal dari kata "derita" ,dan kata derita berasal dari bahasa sansekerta "dhra" yang artinya menahan atau menanggung. Jadi penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat di rasakan oleh manusia. 

Penderitaan dan Sebab-Sebabnya
    Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:
  • Penderitaayang timbul karena perbuatan buruk manusia.                                            
         Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk mi dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
  • Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.        
          Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan/azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.


 Kekalutan
          Kekalutan adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Karena itu orang yang mengalami kekalutan harus mendapat dukungan dari orang-orang terdekatnya agar tidak  terjadi hal-hal yang diinginkan seperti keinginan untuk bunuh diri dan mengalami gangguan kejiwaan.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah : 
  1. Nampak pada jasmani yang sering pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
  2.  Nampak pada kejiwaanya rasa cemas, kekalutan, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah : 
  1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun  rohaninya.
  2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan. 
  3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
  4.  Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
  5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
  6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
 Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
  1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
  2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
  3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
 Proses – proses kekalutan mental: 
  1.  Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
  2. Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.

Siksaan 
           Penyiksaan adalah praktek atau tindakan sengaja menimbulkan rasa sakit fisik yang parah dan mungkin cedera pada seseorang, meskipun penyiksaan psikologis dan hewan juga ada. Penyiksaan telah dilakukan atau disetujui oleh individu, kelompok dan negara sepanjang sejarah dari zaman kuno sampai modern, dan bentuk penyiksaan dapat sangat bervariasi dalam durasi dari hanya beberapa menit sampai beberapa hari atau bahkan lebih lama. Alasan penyiksaan dapat mencakup hukuman, balas dendam, politik pendidikan ulang, pencegahan, interogasi atau paksaan dari korban atau pihak ketiga, atau hanya kepuasan sadis dari mereka yang melaksanakan atau mengamati penyiksaan. Penyiksa mungkin atau mungkin tidak berniat untuk membunuh atau melukai korban, tapi kadang-kadang penyiksaan sengaja fatal dan dapat menyertai bentuk pembunuhan atau hukuman mati. Tujuannya juga mungkin untuk menimbulkan rasa sakit tetapi tanpa menyebabkan cedera fatal, atau kadang-kadang cedera sama sekali. 
           Dalam kasus lain, penyiksa mungkin acuh tak acuh terhadap kondisi korban. Ada juga penyiksaan yang bisa berakibat fatal pada akhirnya, tetapi di mana upaya yang dilakukan tidak membunuh korban dengan cepat untuk memperpanjang jangka waktu penderitaan. Siksaan itu sendiri seperti luapan emosi akan masa lalu yang dirasakan atau sebuah tindakan akan mengatasi masalah itu, namun biasanya siksaan pada emosi layaknya gunung api yang menahan lava untuk keluar itu sebuah pengandaian yang terjadi dalam gejolak hati.

Aplikasi dalam benntuk tulisan

Ganti Rugi Macet, Korban Lapindo Akan Temui Jokowi

Ganti Rugi Macet, Korban Lapindo Akan Temui Jokowi 

Sejumlah warga melakukan aksi teatrikal mandi lumpur Lapindo saat peringatan 8 tahun Lumpur Lapindo di desa Siring, Porong, Sidoarjo (29/5). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Sidoarjo - Djuwito, salah satu koordinator warga korban lumpur Lapindo Sidoarjo, mengatakan akan segera berangkat ke Jakarta untuk menemui Presiden Joko Widodo, guna menanyakan pembayaran ganti rugi yang prosesnya tak kunjung jelas hingga saat ini. “Insy Allah, saya berdua ke Jakarta, saya sendiri dan perwakilan warga lainnya satu orang,” kata Djuwito kepada Tempo, Rabu, 29 April 2015.

Warga Renokenongo Kecamatan Porong Sidoarjo ini mengaku masih menunggu uang saku untuk pergi ke Jakarta, karena usahanya itu akan memakai uang pribadi untuk kepentingan bersama-sama. “Kami usahakan segera, karena masih menunggu uang sangu (uang saku),” kata dia.

Di Jakarta, menurut Djuwito, akan berusaha menemui Jokowi, namun apabila tidak diperkenankan, dirinya akan menemui Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo untuk menyampaikan keluhannya itu. “Mohon do’anya saja,” kata dia.

Djuwito memandang bahwa proses pembayaran ganti rugi itu sangat lama, padahal proses verifikasi yang dilakukan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sudah lama selesai. Namun begitu, ia mengaku masih terus menunggu prose itu karena satu-satunya harapan yang dimiliki oleh warga korban lumpur adalah pemerintah. “Kami hanya bisa menunggu dan bersabar,” kata dia.

Warga korban lumpur, dia menambahkan, sebenarnya sudah tidak tahan menahan penderitaan hampir sembilan tahunan ini, sehingga dia berharap kepada pemerintah pusat dan pihak-pihak terkait untuk mempercepat proses ini, supaya keadilan juga diterima oleh warga korban lumpur. “Tolong permasalahan ganti rugi kami didahulukan, supaya ada keadilan,” kata dia.

Sulastri, salah satu korban lumpur lainnya mengaku juga heran terhadap proses ganti rugi yang sangat lama ini, karena proses verifikasi kepada warga korban lumpur sudah lama diselesaikan. “Kami semua harapannya hanya satu, tolong segera realisasikan pencairan ganti rugi,” kata dia.

Ia berharap janji pemerintah kali ini tidak sama dengan janji-janji yang selalu dikeluarkan oleh PT Minarak Lapindo Jaya, karena sudah cukup lama menderita dan tinggal di rumah yang tidak layak huni. “Jika sudah dibayarkan, kami akan langsung pindah ke rumah yang lebih layak,” ujarnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH

 Analisa:

       Sudah hampir 9 tahun warga korban lumpur Sidoarjo hidup dalam penderitaan. Mereka masih menunggu bantuan ganti rugi dari pemerintah yang sampai sekarang masalahnya belum selesai.  Penderitaan mereka disebabkan oleh kesalahan manusia yaitu kesalahan PT Minarak Lapindo Jaya yang salah mengebor minyak.  Penderitaan yang mereka alami bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi kita untuk selalu bersyukur dan selalu sabar dalam menunggu kepastian. Karena Allah tidak akan memberikan ujian atau cobaan bila hamba-Nya tidak dapat melewati ujian tersebut. Bila sabar dalam menghadapi cobaan maka hasilnya akan berbuah manis.

 

 

Rabu, 15 April 2015

Prosa dan Puisi

1. Apa yang anda ketahui tentang prosa?
          Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi  seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari.
Menurut Isinya Prosa dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Prosa Fiksi
Prosa Fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi  cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif.
Prosa fiksi berbentuk:
  • Cerpen adalah cerita rekaan yang pendek dalam arti hanya berisi pengisahan dengan fokus pada satu konflik saja dengan tokoh-tokoh yang terbatas tetapi tidak berkembang atau tidak mengakibatkan perubahan nasib pelaku utama. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang diungkapkan.
  • Novel berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti barang baru yang kecil. Kemudian, kata tersebut menjadi istilah sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Novel lebih panjang isinya dari pada cerpen. Konflik yang dikisahkannya lebih luas. Para tokoh dan watak tokoh pun lebih berkembang sampai mengalami perubahan nasib. Penggambaran latar lebih detail. Bersamaan dengan perjalanan waktu terjadi perubahan-perubahan hingga konflik terselesaikan.
  • Dongeng adalah cerita rekaan yang sama dengan novel atau cerpen. Dongeng adalah cerita yang dikisahkan tentang hal-hal yang tidak masuk akal atau tak mungkin terjadi.
  • Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang.
  • Resensi/timbangan buku adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film,drama,dll.)atau membahas dan memberikan penilaian terhadap buku yang baru terbit. Isi resensi bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll., sering juga disertai penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
b. Prosa Non Fiksi
Prosa Non Fiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan  pengarang tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang.  Prosa nonfiksi disebut juga karangan semi ilmiah seperti : artikel, tajuk rencana, opini, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan, pidato dan feature.
  • Artikel ialah karangan yang berisi uraian atau pemaparan .
  • Tajuk Rencana atau editorial adalah karangan yang bersifat argumentatif yang ditulis oleh redaktur media massa mengenai hal-hal yang faktual dan aktual (sedang terjadi atau banyak dibicarakan orang). Isi tajuk merupakan pandangan atau tanggapan dari penulisnya mengenai suatu permasalahan atau peristiwa. Tajuk rencana diistilahkan dengan editorial.
  • Opini adalah tulisan yang berupa pendapat, pikiran atau pendirian seseorang tentang sesuatu. Opini termasuk bentuk prosa faktual karena meskipun massif bersifat pendapat penulisnya, namun tetap dalam opini diungkapkan berbagai alasan yang dapat menguatkan pendapat tersebut.
  • Feature atau ficer ialah sejenis artikel eksposisi yang memberikan tekanan aspek tertentu yang dianggap menarik atau perlu ditonjolkan dari suatu objek atau peristiwa yang memiliki daya tarik secara emosional, pribadi, atau bersifat humor. Isi feature bukan berita yang actual, tapi kejadian yang sudah berlalu.
  • Biografi adalah kisah atau riwayat kehidupan seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain. Biografi ditulis dengan berbagai tujuan dan termasuk prosa naratif ekspositoris atau prosa faktual yang mengungkapkan fakta-fakta nyata. Salah satu tujuan biografi untuk memberikan informasi bagi pembaca tentang latar belakang kehidupan seorang tokoh sejak kecil hingga mencapai karier di kehidupannya. Sedangkan jika tokoh itu sendiri yang menulisnya disebut otobiografi.
  • Tips adalah karangan yang berisi uraian tentang tata cara atau langkah-langkah operasional dalam melakukanatau membuat sesuatu. Disajikan dengan ringan, sederhana, dan bahasa yang popular. Karangan ini termasuk jenis artikel ekspositoris.
  • Reportase ialah karangan yang berupa hasil laporan dari liputan suatu peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung atau belum lama berlangsung untuk keperluan berita di media massa. Bersifat informasi aktual. Contoh reportase, yaitu berita langsung tentang kejadian bencana alam gempa Jogja, atau liputan tentang konflik Freeport di Papua.
  • Jurnalisme Baru (New Journalism) ialah semacam berita yang dituliskan ke dalam bentuk novel atau cerita pendek. Karena berbentuk cerita, unsur-unsur pembangun sebuah cerita seperti alur, tokoh-tokoh, latar, dan konflik  meskipun isinya berupa fakta atau yang sebenarnya. Isi jurnalisme merupakan hal-hal kejadian luar biasa yang menghebohkan/menggemparkan, misalnya kejahatan sadis.
  • Iklan ialah informasi yang disajikan lewat media massa, bulletin atau surat edaran yang bertujuan untuk memberitahukan/mempromosikan suatu barang/jasa kepada khalayak ramai untuk kepentingan bisnis. Contoh iklan : iklan keluarga, undangan, pengumuman, penerangan, niaga, lowongan pekerjaan, dsb.
  • Pidato atau Khotbah ialah aktivitas mengungkapkan pikiran, ide, gagasan secara lisan dengan tujuan tertentu. Pidato biasanya dilakukan dalam acara resmi, seremonial, dan pertemuan-tertemuan ilmiah.     
2. Apa yang anda ketahui tentang puisi?
    Puisi merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh ritme, ataupun jumlah baris dalam bait, serta ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi disusun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.Unsur instrinsik meliputi unsur isi dan bentuk.
Unsur isi puisi sebagai berikut.
    • Tema: pokok pikiran.
    • Amanat : pesan yang ingin disampaikan penulis.
    • Nada: sikap penyair terhadap pembacaan puisi.
    • Perasaan: perasaan penyair dalam puisi.      
Unsur bentuk puisi sebagai berikut.
    • Larik: kalimat yang ada dalam puisi.
    • Bait: kumpulan larik atau baris.
    • Pertautan antarbait: hubungan antarbait.
    • Rima: persamaan bunyi. 
    • Diksi: pilihan kata.
    • Pengimajian: ungkapan perasaan yang berhubungan dengan panca indra.            
Jenis - Jenis Puisi
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
a. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima), Banyak suku kata tiap baris dan Irama
Ciri-ciri Puisi Lama:
  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. 
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan 
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.                                                                 
Jenis dan Contoh Puisi Lama  
  • Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.  
  • Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka. 
  • Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. 
  • Seloka adalah pantun berkait.
  • Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
  • Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
  • Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.        
b. Puisi Baru 
   Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. 
Ciri-Ciri Puisi Baru:
  • Bentuknya rapi, simetris
  •  Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); 
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain
  •  Sebagian besar puisi empat seuntai
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) 
  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata. 
Jenis dan Contoh Puisi Baru 
Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
  • Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
  • Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
  • Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
  • Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
  • Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.  
  • Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. 
  • Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.                                                                                 
Menurut bentuknya, puisi dibedakan atas:
  • Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
  • Terzina atau sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri atas tiga buah kalimat. Terzina dapat bersajak a-a-a; a-a-b; a-b-c; atau a-b-b.
  • Quatrain adalah sajak empat seuntai yang setiap baitnya terdiri atas empat buah kalimat. Quatrain bersajak a-b-a-b, a-a-a-a, atau a-a-b-b.
  • Quint adalah sajak atau puisi yang terdiri atas lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Quint bersajak a-a-a-a-a.
  • Sektet adalah sajak atau puisi enam seuntai, artinya terdiri atas enam buah kalimat dalam setiap baitnya. Sektet mempunyai persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.
  • Septima adalah sajak tujuh seuntai yang setiap baitnya terdiri atas tujuh buah kalimat. Sama halnya dengan sektet, persajakan septima tidak berurutan.
  • Stanza adalah sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Stanza disebut juga oktaf. Persajakan stanza atau oktaf tidak berurutan.
  • Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris    
3. Buat puisi yang memiliki makna pendidikan dan kebudayaan
 Pelangi Nusantara
(Annisa Larasati A) 

Dari sabang sampai Merauke
Beragam budaya menguntai makna
Menjadi ciri setiap suku
Beragam nuansa keindahan bersatu padu
Menciptakan keharmonisan suatu bangsa

Setiap hentakan tarian mengandung arti
Berbagai corak kain tradisonal terungkap nyata
Irama musik tradisional mengalun merdu
Aneka cita rasa makanan menggugah selera

Berbagai budaya warisan nenek moyang
Jadi saksi bisu sejarah kebudayaan Indonesia
Menjadi tuntunan generasi penerus yang harus kita lestarikan
Agar tidak tergerus zaman





 

Prosa dan Puisi

1. Apa yang anda ketahui tentang prosa?
          Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi  seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari.
Menurut Isinya Prosa dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Prosa Fiksi
Prosa Fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi  cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif.
Prosa fiksi berbentuk:
  • Cerpen adalah cerita rekaan yang pendek dalam arti hanya berisi pengisahan dengan fokus pada satu konflik saja dengan tokoh-tokoh yang terbatas tetapi tidak berkembang atau tidak mengakibatkan perubahan nasib pelaku utama. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang diungkapkan.
  • Novel berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti barang baru yang kecil. Kemudian, kata tersebut menjadi istilah sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. Novel lebih panjang isinya dari pada cerpen. Konflik yang dikisahkannya lebih luas. Para tokoh dan watak tokoh pun lebih berkembang sampai mengalami perubahan nasib. Penggambaran latar lebih detail. Bersamaan dengan perjalanan waktu terjadi perubahan-perubahan hingga konflik terselesaikan.
  • Dongeng adalah cerita rekaan yang sama dengan novel atau cerpen. Dongeng adalah cerita yang dikisahkan tentang hal-hal yang tidak masuk akal atau tak mungkin terjadi.
  • Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang.
  • Resensi/timbangan buku adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film,drama,dll.)atau membahas dan memberikan penilaian terhadap buku yang baru terbit. Isi resensi bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll., sering juga disertai penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
b. Prosa Non Fiksi
Prosa Non Fiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan  pengarang tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang.  Prosa nonfiksi disebut juga karangan semi ilmiah seperti : artikel, tajuk rencana, opini, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan, pidato dan feature.
  • Artikel ialah karangan yang berisi uraian atau pemaparan .
  • Tajuk Rencana atau editorial adalah karangan yang bersifat argumentatif yang ditulis oleh redaktur media massa mengenai hal-hal yang faktual dan aktual (sedang terjadi atau banyak dibicarakan orang). Isi tajuk merupakan pandangan atau tanggapan dari penulisnya mengenai suatu permasalahan atau peristiwa. Tajuk rencana diistilahkan dengan editorial.
  • Opini adalah tulisan yang berupa pendapat, pikiran atau pendirian seseorang tentang sesuatu. Opini termasuk bentuk prosa faktual karena meskipun massif bersifat pendapat penulisnya, namun tetap dalam opini diungkapkan berbagai alasan yang dapat menguatkan pendapat tersebut.
  • Feature atau ficer ialah sejenis artikel eksposisi yang memberikan tekanan aspek tertentu yang dianggap menarik atau perlu ditonjolkan dari suatu objek atau peristiwa yang memiliki daya tarik secara emosional, pribadi, atau bersifat humor. Isi feature bukan berita yang actual, tapi kejadian yang sudah berlalu.
  • Biografi adalah kisah atau riwayat kehidupan seorang tokoh yang ditulis oleh orang lain. Biografi ditulis dengan berbagai tujuan dan termasuk prosa naratif ekspositoris atau prosa faktual yang mengungkapkan fakta-fakta nyata. Salah satu tujuan biografi untuk memberikan informasi bagi pembaca tentang latar belakang kehidupan seorang tokoh sejak kecil hingga mencapai karier di kehidupannya. Sedangkan jika tokoh itu sendiri yang menulisnya disebut otobiografi.
  • Tips adalah karangan yang berisi uraian tentang tata cara atau langkah-langkah operasional dalam melakukanatau membuat sesuatu. Disajikan dengan ringan, sederhana, dan bahasa yang popular. Karangan ini termasuk jenis artikel ekspositoris.
  • Reportase ialah karangan yang berupa hasil laporan dari liputan suatu peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung atau belum lama berlangsung untuk keperluan berita di media massa. Bersifat informasi aktual. Contoh reportase, yaitu berita langsung tentang kejadian bencana alam gempa Jogja, atau liputan tentang konflik Freeport di Papua.
  • Jurnalisme Baru (New Journalism) ialah semacam berita yang dituliskan ke dalam bentuk novel atau cerita pendek. Karena berbentuk cerita, unsur-unsur pembangun sebuah cerita seperti alur, tokoh-tokoh, latar, dan konflik  meskipun isinya berupa fakta atau yang sebenarnya. Isi jurnalisme merupakan hal-hal kejadian luar biasa yang menghebohkan/menggemparkan, misalnya kejahatan sadis.
  • Iklan ialah informasi yang disajikan lewat media massa, bulletin atau surat edaran yang bertujuan untuk memberitahukan/mempromosikan suatu barang/jasa kepada khalayak ramai untuk kepentingan bisnis. Contoh iklan : iklan keluarga, undangan, pengumuman, penerangan, niaga, lowongan pekerjaan, dsb.
  • Pidato atau Khotbah ialah aktivitas mengungkapkan pikiran, ide, gagasan secara lisan dengan tujuan tertentu. Pidato biasanya dilakukan dalam acara resmi, seremonial, dan pertemuan-tertemuan ilmiah.     
2. Apa yang anda ketahui tentang puisi?
    Puisi merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh ritme, ataupun jumlah baris dalam bait, serta ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi disusun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.Unsur instrinsik meliputi unsur isi dan bentuk.
Unsur isi puisi sebagai berikut.
    • Tema: pokok pikiran.
    • Amanat : pesan yang ingin disampaikan penulis.
    • Nada: sikap penyair terhadap pembacaan puisi.
    • Perasaan: perasaan penyair dalam puisi.      
Unsur bentuk puisi sebagai berikut.
    • Larik: kalimat yang ada dalam puisi.
    • Bait: kumpulan larik atau baris.
    • Pertautan antarbait: hubungan antarbait.
    • Rima: persamaan bunyi. 
    • Diksi: pilihan kata.
    • Pengimajian: ungkapan perasaan yang berhubungan dengan panca indra.            
Jenis - Jenis Puisi
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
a. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima), Banyak suku kata tiap baris dan Irama
Ciri-ciri Puisi Lama:
  • Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. 
  • Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan 
  • Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.                                                                 
Jenis dan Contoh Puisi Lama  
  • Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.  
  • Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka. 
  • Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. 
  • Seloka adalah pantun berkait.
  • Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
  • Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
  • Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.        
b. Puisi Baru 
   Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. 
Ciri-Ciri Puisi Baru:
  • Bentuknya rapi, simetris
  •  Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); 
  • Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain
  •  Sebagian besar puisi empat seuntai
  • Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) 
  • Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata. 
Jenis dan Contoh Puisi Baru 
Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
  • Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
  • Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
  • Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
  • Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
  • Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.  
  • Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. 
  • Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.                                                                                 
Menurut bentuknya, puisi dibedakan atas:
  • Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
  • Terzina atau sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri atas tiga buah kalimat. Terzina dapat bersajak a-a-a; a-a-b; a-b-c; atau a-b-b.
  • Quatrain adalah sajak empat seuntai yang setiap baitnya terdiri atas empat buah kalimat. Quatrain bersajak a-b-a-b, a-a-a-a, atau a-a-b-b.
  • Quint adalah sajak atau puisi yang terdiri atas lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Quint bersajak a-a-a-a-a.
  • Sektet adalah sajak atau puisi enam seuntai, artinya terdiri atas enam buah kalimat dalam setiap baitnya. Sektet mempunyai persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.
  • Septima adalah sajak tujuh seuntai yang setiap baitnya terdiri atas tujuh buah kalimat. Sama halnya dengan sektet, persajakan septima tidak berurutan.
  • Stanza adalah sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Stanza disebut juga oktaf. Persajakan stanza atau oktaf tidak berurutan.
  • Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris    
3. Buat puisi yang memiliki makna pendidikan dan kebudayaan
 Pelangi Nusantara
(Annisa Larasati A) 

Dari sabang sampai Merauke
Beragam budaya menguntai makna
Menjadi ciri setiap suku
Beragam nuansa keindahan bersatu padu

Menciptakan keharmonisan suatu bangsa
Setiap hentakan tarian mengandung arti
Berbagai corak kain tradisonal terungkap nyata
Irama musik tradisional mengalun merdu
Aneka cita rasa makanan menggugah selera

Berbagai budaya warisan nenek moyang
Jadi saksi bisu sejarah kebudayaan Indonesia
Menjadi tuntunan generasi penerus yang harus kita lestarikan
Agar tidak tergerus zaman